Ikhlas Bersihkan Hati

IQROZEN | Ketika Imam Sahl bin Abdullah ditanya, ”Apakah pekerjaan yang paling susah bagi jiwa?” Beliau menjawab, “Ikhlas. Sebab pada saat itu jiwa tidak mendapatkan apa-apa.” Inilah sepenggal dialog yang mesti kita renungkan bersama, apa sebenarnya ikhlas itu? Hingga begitu susah dilakukan meski oleh seseorang yang bergelar ulama. Apa saja keutamaan ikhlas? Sampai-sampai kita semua dituntut mengamalkannya. Baca juga artikel terkait Buah Keikhlasan.

Setiap manusia memiliki rutinitas yang beraneka-ragam dengan bermacam motivasinya juga. Hal ini yang kemudian menyebabkan banyak umat manusia menjadi makhluk yang lalai dari hakikat penciptaan manusia itu sendiri. Dimana, semua yang kita lakukan selama di bumi Allah ini seharusnya bernilai ibadah (QS [51]: 56).

Memang ada manusia yang mengharap ridha Allah ketika melakukan amal kebajikan, tetapi bersamaan itu juga kadang terselip niat-niat sampingan dalam hatinya. Dan, agar semua amal kebajikan yang kita lakukan tidak percuma, maka niat yang ikhlas mengambil peran yang sangat penting. Ikhlas adalah inti dari segala perbuatan yang telah akan sedang kita lakukan. Ikhlas akan memurnikan ketaatan kita kepada Allah demi mengharap keridhaan-Nya semata. Ikhlas merupakan pembersih hati dari serpihan-serpihan keduniawian yang senantiasa terselip dalam diri manusia.

Gambar Penyakit Hati
by google
Menurut Imam al-Munawi, ikhlas itu usaha seseorang untuk membersihkan hati dari segala hal yang mengotorinya. Sedangkan Imam al-Jurjani menyatakan bahwa ikhlas itu tidak mengharapkan adanya saksi selain Allah SWT. Selain itu, bila ditinjau berdasarkan asal-usul katanya, ikhlas berasal dari bahasa Arab, yaitu khalasha yang artinya bersih, murni dan sehat. (Ibnul Manshur dalam kamus Lisanul ‘Arab).

Makna Ikhlas

Dengan memahami uraian singkat terkait makna ikhlas tersebut, semestinya kita segera mengevaluasi niat apabila sesuatu yang kita lakukan masih dikarenakan selain mengharap ridha Allah. Imam Fudhail bin ‘Iyad menyatakan bahwa mengerjakan amal karena orang lain disebut riya’ dan meninggalkan amalan karena orang lain adalah Syirik.

Islam merupakan agama yang lurus dan sangat menentang perilaku riya’ apalagi syirik. Praktek kesyirikan sangat bertolak-belakang dengan syariat Islam, karena tuntunan Islam begitu jelas mengajak seluruh umat manusia agar menyembah Allahu Ahad. “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.” (QS al-Bayyinah: 5).

Ikhlas Bersihkan Hati

Maka penting bagi siapa saja untuk segera membersihkan hati dari penyakit-penyakit hati yang akan menjerumuskan manusia ke dalam neraka. Semoga Allah memasukkan kita ke dalam golongan orang-orang yang ikhlas, yang senantiasa memurnikan niatnya dalam setiap aktivitas sehingga bernilai ibadah. “Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi hamba kesayangan-Nya.” (QS [4]: 125).