Dan fenomena masyarakat pada era globalisasi seperti sekarang ini cenderung menjauh dari kehidupan Qur’ani. Kesibukan telah menyita waktu sebagian besar umat Islam untuk membaca Alquran meski hanya satu ayat. Lihatlah tumpukan buku yang berisi Kalamullah itu tergeletak usang, berdebu dan tiada terawat di masjid-masjid. Membaca saja tidak sempat, bagaimana untuk memahami dan mengamalkannya?
Alquran berisi petunjuk hidup yang lengkap untuk seluruh manusia sepanjang zaman. Di dalamnya terdapat penjelasan aturan hidup yang membawa manusia selamat dunia dan akhirat. Selain itu, Alquran akan mudah dipahami bagi hamba-hamba Nya yang mau berfikir, karena Allah swt telah menerangkannya dengan syair-syair yang begitu indah dan tiada seorangpun yang mampu menirunya. Maka semestinya kita meyakini pada apa yang telah Allah Swt wahyukan demi kebenaran sejati.
Dok Pribadi |
Negeri ini begitu banyak memiliki kaum intelektual, namun problematika pendidikan nasional masih menjadi “momok” bagi pembangunan bangsa. Kebudayaan bangsa yang hobby mengadopsi gaya hidup negara lain, menunjukkan belum maksimalnya kaum intelek di negeri ini dalam mengaplikasikan ilmunya. Atau mungkin intelektual mereka sebatas gelar yang tertulis di atas ijasah, yang tidak didasari dengan kecerdasan hati dan fikiran. Hal yang tentunya sangat jauh dari kecerdasan Qur’ani yang penuh petunjuk-Nya.
Allah Swt berfirman dalam Alquran surat Al A’raaf ayat 203, yang artinya: Dan apabila kamu tidak membawa suatu ayat Alquran kepada mereka, mereka berkata: "Mengapa tidak kamu buat sendiri ayat itu?" Katakanlah: "Sesungguhnya aku hanya mengikut apa yang diwahyukan dari Tuhanku kepadaku. Alquran ini adalah bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman."
Sangatlah merugi jika seseorang hanya pandai akan urusan dunia yang begitu singkat kehidupannya, tanpa memahami adanya kehidupan di akhirat kelak. Sedangkan Allah swt telah menerangkan ayat-ayat-Nya supaya manusia memahami dunia dan akhiratnya. Target mempelajari Alquran bukan hanya mampu membacanya dengan “super kilat”, namun kita harus mampu menjadikannya sebagai penjaga hati dan pemicu kecerdasan berpikir, serta mengimplementasikannya dalam aktivitas diri.
Mungkin kita sepakat jika sekarang ini banyak orang Islam sebagai pewaris Alquran justru phobia pada syari’at Islam yang ada di dalam Alquran itu sendiri. Dengan berjuta dalih, mereka memvonis syari’at Islam adalah aturan yang keras. Sebisa mungkin mereka menyembunyikan tuntunan Islam dibalik paham-paham sekulernya. Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, maka Allah tidak akan memberi petunjuk kepada mereka dan bagi mereka azab yang pedih.Na’uudzubillaahi mindzaalik…
Baca Alquran, Cerdaskan Hati dan Pikiran
Membaca dan memahami Alquran akan membawa seseorang pada jalan terang yang penuh Ridho Allah swt. Karomahnya sebagai kitab suci akan dirasakan baik langsung ataupun tidak langsung bagi yang mengamalkannya. Banyak pelajar muslim yang giat dan istiqomah mengkaji Alquran, berprestasi gemilang di sekolah atau lembaga pendidikan tempatnya belajar. Dan tak jarang cendekiawan muslim yang senantiasa berpedoman Alquran, memiliki cara pandang konstruktif serta mampu menjadi rujukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan & teknologi modern.Diturunkannya kitab suci Alquran kepada seluruh umat manusia adalah berkah bagi mereka yang memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai pikiran. Alquran juga menyampaikan nikmat Allah swt karena menjadi petunjuk dan solusi atas segala macam problematika kehidupan ini. Sehingga manusia terbebas dari zaman kebodohan yang penuh kesengsaraan dan kehinaan. Lagi-lagi ini hanya bagi mereka yang mau berfikir dan mengambil pelajarannya.
Mari renungkan firman-Nya, yang artinya: "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni'mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni'mat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk." (QS. Al Imran : 103).
Demikianlah secuil persepsi yang mungkin bisa menjadi bahan renungan kita bersama sebelum lebih jauh memahami pesan-pesan penting yang terkandung di dalam Alquran. Cobalah untuk membaca Alquran disaat fajar menyingsing, karena waktu tersebut hati dan akal kita masih segar dan luang untuk menerima ilmu. Kemudian ulangi membacanya ketika senja meninggalkan langit di ufuk barat. Insya Allah kepenatan jiwa akibat rutinitas seharian akan refresh oleh syair-sayir Kalamullah yang menyejukkan Qalbu. Wallahu’alambishowab.