Renungan dari Taufik Kiemas

Innalillahi wa innailaihi raji'un.... Ketua MPR RI Taufiq Kiemas meninggal dunia pada usia 70 tahun di Singapura, Sabtu, 8/6/2013 sekitar pukul 19.00 waktu setempat atau pukul 18.00 WIB, setelah sempat rawat inap dan menjalani perawatan intensif akibat penyakit jantung. Pemakaman akan dilaksanakan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Baca juga Kumpulan Kata-kata Motivasi Menghadapi Kematian

Beginilah Renungan atas Meninggalnya Taufik Kiemas.

Sebagai umat Islam layaknya menyadari hakikat hidup dan mempersiapkan segala yang berkaitan dengan kematian. Berikut sedikit ulasan tentang kematian yang akan datang tanpa permisi dan tidak mengenal siapa punIbnu Mas’ud berkata, “Rasulullah SAW membuat gambar empat persegi panjang. Di tengah-tengah ditarik satu garis sampai keluar. Kemudian beliau membuat garis pendek-pendek di sebelah garis yang di tengah-tengah seraya bersabda, ‘Ini adalah manusia dan empat persegi panjang yang mengelilinginya adalah ajal. Garis yang di luar ini adalah cita-citanya. Sedangkan, garis yang pendek-pendek adalah hambatan-hambatannya.”’ (HR Bukhari).

Ilustrasi yang digambarkan Rasulullah dalam hadis tersebut memantabkan keyakinan kita bahwa garis nasib setiap manusia telah ditentukan Allah SWT. Keberadaan kita di dunia ini sebenarnya dibatasi dengan garis ajal, siap atau tidak siap kita harus menemui garis ajal tersebut dan tidak seorang pun dapat menolak atau menundanya. “…Maka apabila datang ajal yang telah ditentukan bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak pula memajukannya.” (QS [16]: 61).

Namun, sebelum kita tiba pada garis ajal yang telah ditentukan Allah, sudah seharusnya kita senantiasa bertaubat dan melakukan amal kebajikan. Sayangnya, banyak manusia yang sibuk mengejar cita-cita dengan beragam hambatannya, sehingga mereka lupa berbuat amal shalih sampai ajal mendatanginya. Mereka itulah golongan orang-orang yang menyia-nyiakan kesempatan dalam hidupnya, mereka juga tidak cerdas memahami garis-garis takdir-Nya.

“Bersegeralah kalian beramal shalih sebelum datang tujuh perkara; apa yang kamu tunggu selain kemiskinan yang memperdaya, atau kekayaan yang menyombongkan, atau sakit yang memayahkan, atau tua yang melemahkan, atau kematian yang memutuskan, atau Dajjal yang mana sejahat-jahat makhluk yang dinantikan, ataukah Kiamat yang sangat berat dan menyusahkan.” (HR Tirmidzi).

Kesempatan hidup umat manusia di dunia yang begitu singkat ini, sedapat mungkin digunakan untuk senantiasa berbuat hal-hal yang bermanfaat dan mendatangkan rahmat Allah. Suratan takdir yang akan kita jalani, bukan menjadikan alasan untuk kita pasrah menerima apa adanya. Memang rezeki, jodoh dan ajal telah ditentukan oleh Allah dan tiada seorang pun mengetahuinya, tetapi Allah masih memberi kesempatan kepada semua manusia untuk berusaha merubah nasibnya sendiri. “…Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum, sampai mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri…” (QS [13]: 11).

Marilah kita selalu berupaya menjadiorang-orang cerdas yang seperti diharapkan Rasulullah, yaitu orang yang cerdasdalam memanfaatkan hidup dan mempersiapkan matinya. Dengan mengingat mati dapat menjauhkan kita dari perbuatan maksiat dan memotivasi diri kita untuk melakukan amal shalih. Kemudian, waspadailah gemerlap kehidupan dunia dengan segala pesonanya, jangan sampai menjadikan diri kita jauh dari ridha Allah.

“Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang merugi. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu…" (QS [63]: 9-10).

Renungan dari Taufik Kiemas
Bpk. Taufik Kiemas