IQROZEN | Apa dan Bagaimana Idealisme Pemimpin Indonesia? Bursa pencalonan Presiden Indonesia tahun ini boleh dikatakan merupakan bagian dari deklarasi idealisme kaum muda, untuk mewujudkan kepemimpinan bangsa yang lebih baik. Sebagaimana maraknya pemberitaan terkait kandidat kuat menuju RI-1 antara Prabowo Subianto atau Joko Widodo, yang notabene keduanya masih terbilang sebagai generasi yang menggelorakan jiwa muda. Sehingga wajar bila kelak yang terpilih sebagai pemimpin negeri ini, seharusnya mampu mentransformasikan idealismenya demi kebangkitan Indonesia menuju bangsa yang lebih bermartabat. Baca juga artikel tentang Sejarah Awal-mula Nama Indonesia.
Membahasakan idealisme cukup mudah bagi sebagian orang yang gemar berorasi di atas podium, namun begitu sulit apabila telah sampai di ranah aplikatif. Idealisme, inilah sekiranya yang hilang dari kehidupan para generasi pemimpin Indonesia dalam beberapa dekade belakangn ini. Andaipun ada, semuanya akan begitu mudah tergadaikan oleh kepentingan duniawi yang bersifat sesaat. Sementara setiap generasi kehidupan umat manusia, semuanya memerlukan idealisme dalam mewujudkan cita-cita luhur dan mewujudkan kehidupan umat yang berperadaban mulia.
Idealisme akan menumbuhkan komitmen yang kuat dan kerelaan berkorban demi terciptanya kehidupan yang selaras. Dengan kata lain, idealisme senantiasa menjaga diri baik secara individu atau institusi untuk tidak tersesat dalam benturan kepentingan golongan semata. Idealisme adalah jati diri bagi seseorang ataupun institusi, yang mampu mengendalikan diri dan lingkungannya. Para pendiri bangsa ini (the founding fathers), Bung Karno, Bung Hatta dan lainnya adalah tokoh-tokoh yang mendorong proses transformasi bangsa dengan menyalakan api idealisme di dalam dada setiap rakyat Indonesia saat itu. Lalu, bagaimana dengan idealisme pemimpin Indonesia saat ini?
Lembaran baru bangsa Indonesia yang sebentar lagi terhampar di hadapan kita, dengan dibarengi pengukuhan presiden usai Pilpres 2014, yang kandidatnya dapat dikatakan berasal dari kalangan muda. Secara tidak langsung telah menumbuhkan kembali idealisme banyak pihak untuk mewujudkan kebangkitan bangsa Indonesia. Fakta sejarah perjuangan bangsa ini telah mencatat beberapa perubahan monumental yang melibatkan peran strategis pemuda. Mulai dari Kebangkitan Nasional 20 Mei 1908, Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Gerakan Orde Baru 1966 dan Gerakan Reformasi 1998.
Sayangnya, generasi bangsa kini yang mayoritas pemuda sedang mendapat cobaan dengan tumpukan permasalahannya. Mulai dari premanisme, gank motor, tawuran antar pelajar, pornografi, pencabulan dan pemerkosaan, penyalahgunaan narkoba dan narkotika, rendahnya produktifitas, tingginya tingkat pengangguran, korupsi dan kroni-kroninya, serta berbagai persoalan lainnya yang semakin hari kian menggunung apabila tidak segera tertangani. Pertanyaannya kemudian, apa akar permasalahan dari semua itu? Sampai-sampai detik ini, bangsa yang besar dan kaya akan budaya ini, masih berkutat dengan problema tersebut.
Sebenarnya, dari sekian ratus juta jiwa penduduk Indonesia telah berulangkali menghadirkan orang-orang hebat sebagai pemimpin, baik di tingkat daerah maupun pusat. Mereka dengan intelektual kelas internasional telah banyak melakukan berbagai terobosan untuk mensukseskan periode kepemimpinannya. Namun kenyataannya, Indonesia secara nasional belum mampu bangkit dari keterpurukannya apalagi meraih gelar sebagai Bangsa yang Adil dan Makmur.
Maka, sudah saatnya kita semua untuk mereaktualisasikan kembali idealisme yang selama ini dominan dalam diri masing-masing. Jangan sampai; adanya idealisme yang hanya bermazhab kepentingan pribadi atau golongan, adanya idealisme yang memuja duniawi dan bahkan mungkin idealisme sesat dan menyengsarakan. Semua itu harus segera ditanggalkan dan diganti dengan idealisme suci yang hanya bersandar pada azas Ketuhanan Yang Maha Esa.