IQROZEN | Jagat perfilman heboh dengan rilisnya film roman berjudul Fifty Shades of Grey dalam menyemarakkan momentum Valentine's Day tahun ini. Di Amerika, film yang diambil dari novel karya El James tersebut sebenarnya telah mendapat kecaman dari pegiat anti-kekerasan dalam rumah tangga. Bahkan beberapa organisasi berani menyerukan gerakan boikot terhadap penayangan film yang berdurasi sekitar 125 menit itu. Lihat juga Rahasia Pembuatan Film Adegan Seru.
Ringkasan Cerita 50 Shades of Grey
Secara singkat cerita yang dimuat dalam kisah Fifty Shades of Grey mengangkat serba-serbi hubungan asmara seorang mahasiswi jurusan sastra, Anastasia Steele, dengan seorang pengusaha tampan Christian Grey. Sayangnya, film Fifty Shades of Grey cenderung mempertotonkan adegan seks bebas termasuk perilaku sadis menggunakan sadomachochism (misal pecut dan borgol).
Malaysia dengan tegas telah menolak jam tayang film 50 Shades of Grey di seluruh bioskop yang ada di tanah Malaysia. Pihak sensor film negeri Jiran menyatakan adegan dalam film tersebut menjurus pada tindakan pornografi sehingga tidak cocok disaksikan oleh penonton film bioskop.
Sementara di Indonesia, film yang rencana tayang perdana pada 13 Februari 2015 di bioskop Indonesia resmi dibatalkan. Sama halnya dengan pihak perfilman Malaysia, sensor film Indonesia menilai adegan dalam Film Shades of Grey tidak sesuai dengan kriteria lembaga sensor film Indonesia.
Sumber:
http://batamtoday.com/berita53458-Malaysia-Larang-Pemutaran-Film-Fifty-Shades-of-Grey.html
http://www.kapanlagi.com/showbiz/film/internasional/resmi-fifty-shades-of-grey-tak-tayang-di-indonesia-ccab8b.html
Semoga keputusan yang diambil pihak perfilman dalam memboikot tayangan 50 Shades of Grey memberi dampak positif dalam membangun akhlak generasi umat. Paling tidak dapat meminimalisir doktrin seks bebas dalam kehidupan umat manusia, terlebih di negara yang mayoritas berpenduduk Islam seperti Indonesia dan Malaysia. Bagaimana menurut anda?