Renungan : Kemenangan Hakiki

IQROZEN | Renungan Tentang Arti Kemenangan Hakiki. Ini adalah sebuah artikel ringan namun penuh hikmah karena membahas kemenangan sesungguhnya yang patut diraih setiap anak-cucu Nabi Adam AS. Kemenangan yang tidak hanya dapat dinilai dengan kasat mata saja, namun jauh menyangkut masa depan abadi setiap umat manusia. Baca juga kisah menarik lainnya tentang Cara Islam Menunda Kematian

Suatu hari, sekitar empat bulan setelah Perang Uhud. Rasulullah Saw mengutus 70 orang sahabatnya berdakwah ke wilayah Najd untuk memenuhi permintaan Amir bin Malik. Di tengah perjalanan, ketika para Sahabat sedang beristirahat, tiba-tiba mereka diserang oleh kaum kafir. Musuh-musuh Islam itu pun dengan mudah membantai para sahabat Rasulullah yang tidak membawa senjata tersebut. Amir bin Fuhairah, salah seorang di antara mereka sebelum syahid mengucapkan, “Fuztu wa Rabbil Ka’bah.” (Demi Tuhan pemilik Ka’bah, aku menang).

Secara logika, apa yang disampaikan Amir bin Fuhairah merupakan hal yang tidak dapat dipahami kecuali oleh orang-orang beriman. Bagaimana mungkin orang yang mati dalam pertempuran mengaku menang. Bagi orang awam, mereka yang meninggal dalam peperangan berarti sudah kalah, tidak bisa berkutik apalagi membalas. Namun  demikianlah yang sebenarnya, mereka yang syahid adalah orang-orang yang telah memperoleh kemenangan hakiki.

Kemenangan hakiki bukanlah kemenangan yang didapatkan di dunia fana yang sekejap ini, namun ia akan dinikmati di alam akhirat yang abadi. Alam kehidupan seluruh umat manusia yang sebenarnya, yang tiada ujung dan tiada kesudahan. Inilah kemenangan hakiki ketika seseorang mampu menginjakkan kakinya di Syurga Allah.

Perlombaan sejak dari alam rahim hingga alam dunia hanya sekedar untuk kembali kepada tempat di mana semestinya manusia berada, yakni Syurga karena dari sanalah tempat manusia bermula. “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari api neraka dan dimasukkan ke dalam Syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali ‘Imran: 185).

Firman Allah tersebut menunjukkan jika orang yang menang adalah orang-orang yang mampu terbebas dari siksa neraka, kemudian mereka masuk Syurga yang di dalamnya penuh dengan keberuntungan. Hal ini berbanding terbalik dengan mereka yang berlomba-lomba mengejar kemenangan di dunia tanpa mengindahkan akhiratnya kelak. Sehingga segala cara dilakukan demi meraih kemenangan di dunia yang hanya sesaat ini, kemenangan yang sejatinya dapat membinasakan dirinya apabila ditempuh dengan jalan yang sesat.

Sebagaimana  Rasulullah Saw pernah bersabda, “Demi Allah, bukan kefakiran yang aku khawatirkan kepada kalian, tetapi aku khawatirkan adalah jika dunia dilapangkan untuk kalian sebagaimana pernah dilapangkan untuk orang-orang sebelum kalian. Kalian saling berlomba untuk dunia sebagaimana mereka berlomba, dan kalian akan dibinasakan sebagaimana mereka dibinasakan.” (Riwayat Bukhari).
Cara Meraih Kemenangan Hakiki
by GooglePlus
Demikianlah sekiranya menjadi renungan kita bersama yang sedang berlomba-lomba di muka bumi ini. Perlombaan yang sejatinya hanya memberi dua pilihan, yakni rugi karena kalah dan masuk neraka, atau beruntung dengan meraih Jannah-Nya. Maka berhati-hatilah dalam meniti gelanggang kehidupan di dunia fana ini, agar tidak terperosok dalam lingkaran sesat yang menghalalkan segala cara demi meraih kemenangan semu. Semoga Allah kelak memberi kita kemenangan hakiki, Amiin yaa Rabb…