Trenggalek, 25 Desember 2009
Kepada Pemuda
Di
Arena Perjuangan
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salam silaturrahim kepada pemuda negeri ini, Alhamdullillah karena hingga detik ini kita masih bersama nikmat-Nya yang salah satunya adalah masih bisa membaca. Selanjutnya shalawat serta salam kepada nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya dan pengikutnya yang setia mengamalkan sunnahnya, semoga kita semua termasuk umatnya hingga kelak akhir zaman.
Saudaraku, perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi begitu pesat melesat meninggalkan kita, dan kita akan tergilas globalisasi bila tidak selalu mawas diri. Banyak diantara kita yang telah terhipnotis idealisme sekuler sehingga terjerambab dalam budaya hedonis, anarkhis, praktis, konsumtif dan tradisi lainnya yang merupakan ciri khas masyarakat Jahiliyah. Pemuda menjadi sasaran empuk para materialis dan kapitalis untuk menanamkan ideologinya dan menjauhkan kita dari semangat Agent of Change. Dengan mengaburkan cara pandang pemuda terhadap norma kehidupan yang sesungguhnya, maka terputuslah regenerasi keimanan yang tentu akan sangat memprihatinkan karena pemuda tidak lagi terkontrol sehingga kesemrawutan terjadi dimana-mana.
Dan untuk menyikapi pergeseran masa yang tanpa kompromi ini, mari kita semua khususnya pemuda negeri ini menyatukan tekad dan mengobarkan semangat menentang Sekulerisme, Pluralisme, Liberalisme, Kapitalisme dan semacamnya yang akan menjauhkan kita dari hakikat kehidupan. Ayo gerakan seluruh yang kita miliki untuk berupaya perkuat keimanan diri dan terus up-grading sehingga mampu memberikan solusi konkrit untuk semua permasalahan umat yang semakin complex. Kita mempunyai kelebihan dari makhluk lain di muka bumi ini, seyogyanyalah kita memberikan kontribusi pada kehidupan dan bukannya menjadi beban dalam masyarakat yang terus bertambah populasinya. Tidak akan ada perubahan tanpa adanya pergerakan, dan pergerakan yang sangat dasyat adalah pergerakan kaum intelek muda yang memiliki energi super power.
Demikian surat ini saya tulis tepat di hari dimana usiaku menginjak 25 tahun. Coba baca sejarah perkembangan Islam, sejarah Proklamasi 17 Agustus 1945, sejarah runtuhnya Rezim Soeharto dan masih banyak bukti konkrit peran pemuda dalam pembaharuan zaman. Semoga kita adalah bagian dari perubahan peradaban menuju kejayaan umat manusia.Amin...
Salam semangat saya,
Zainal Arifin
Surat tersebut adalah selebrasi gemuruh jiwa seorang aktivis muda dalam menyikapi pergeseran idealisme pemuda di era globalisasi seperti sekarang ini. Pengirim yang mantan ketua SKI SMA Negeri 11 Surabaya periode 2003/2004 dan mantan Presiden BEM STKIP PGRI Trenggalek tahun 2008/2009 ini, mencoba memaparkan realita kehidupan pemuda akhir-akhir ini. Tentu menjadi renungan kita bersama atas fenomena nyata disekeliling kita, coba lihatlah pengunjung tempat hiburan malam, akan banyak terdapat wajah polos pemuda-pemudi seusia kita. Coba telusuri kisah-kisah kriminal di media, betapa banyak kasus yang diaktori kalangan pemuda, serta lebih jauh lagi coba masuk ke lembaga pendidikan menengah, menengah atas bahkan perguruan tingkat lanjut, begitu banyak pelajar yang juga masih tergolong kaum muda tidak lagi berebut prestasi melainkan penerapan budaya hedon, sekuler, liberal dan tak jarang yang mengamalkan praktek politik praktis dibangku pendidikannya.
Hal tersebut telah menyimpang dari nilai-nilai perjuangan pemuda yang membawa risalah kebenaran. Mengambil hikmah sejarah para nabi, jika kita mencermati usia para Nabi juga berusia masih muda. Ibnu abbas ra, berkata yang artinya " tidak ada seorang nabi pun yang diutus Allah melainkan ia pilih dari kalangan pemuda saja (berkisar 30-40 tahun) begitu juga seorang tidak alim pun yang diberi ilmu melainkan dari pemuda saja.“ (tafsir ibnu Katsir III/63). Banyak pula yang tercantum dalam Al-Quran mengenai kisah-kisah para pemuda , diantaranya: nabi Yusuf, nabi Musa, nabi Ibrahim, dan nabi-nabi lainnya. Dalam surat Al-Anbiya ayat 60 Allah SWT menegaskan, yang artinya " mereka berkata : kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim." Jelaslah bahwa pemuda yang dimaksud adalah nabi yang menyeru pada kebenaran. Demikian juga maksud dan tujuan dalam surat yang ditulis Ketua Syabab Hidayatullah Trenggalek 2009/2011 tersebut diatas, yang mana ia ingin menyerukan pergerakan dalam penegakan kebenaran demi kemuliaan manusia.
Selanjutnya kisah-kisah lain yang dapat kita renungkan ialah bagaimana Ibrahim menentang raja Nambrud yang sangat kejam, bagaimana Daud mengalahkan Raja Jalut yang bengis dan berpengalaman tempur terhebat di zamannya, bagaimana Musa dan Harun melawan Raja Firaun yang dzalim dan sombong, yang tega membunuh semua bayi laki-laki sebagai calon pemuda yang lahir tanpa berdosa demi kepentingannya sendiri.
Masih banyak lagi contoh-contoh kisah para pemuda lainnya, diantaranya bahwa mayoritas dari assabiquunal awwaluun (orang-orang yang pertama kali beriman kepada Rasulullah SAW) adalah para pemuda. Ketika Nabi Muhammad SAW di utus Allah SWT untuk menyampaikan risalah Islamiyah, yang pertama mengimani saat itu mayoritas oleh pemuda. Diantaranya Ali bin Abi Thalib dan Zubair bin Awwam (masing-masing 8 tahun), Thalhah bin Ubaidillah ( 11 tahun), Al-Arqam bin Abi Al-Arqom (12 tahun), seorang ahli tafsir terkemuka, Abdullah bin Mas’ud (14 tahun), Saad bin Abi Waqqash (17 tahun), Ja’far bin Abi Thalib (18 tahun), Zaid bin Haristah (20 tahun ), Mush’ab bin Umair (24 Tahun), Umar bin Khattab(26 tahun), Abu Bakar Ash-Siddiq (37 tahun) dan masih banyak lagi.
Selain kisah-kisah usia muda yang mengagumkan pada masa Assabiquunal Awwaluun, tidak sedikit kita menemukan kisah-kisah usia muda yang mengagumkan pada periode Salafus Sholeh, semisal kisah Imam Syafii yang hafal al-Qur’an diusia tujuh tahun. Kemudian dipenghujung abad 20, gerakan-gerakan pemuda Islam yang dipelopori oleh mahasiswa telah menjadi pemeran dalam menumbangkan rezim-rezim otoriter dan mendorong perubahan-perubahan mendasar di sejumlah negara. Kita bisa belajar dari perjuangan tokoh-tokoh pergerakan muda Islam seperti Hasan Al-Bana, Sayid Qutub, Abdullah Azzam, Said Hawa dan masih banyak lagi, yang ikut membangun kembali umat dengan prinsip-prinsip ajaran Islam.
Sedikit menapaktilasi pergerakan pemuda di Indonesia dengan mengambil kisah peristiwa sumpah pemuda yang masih disanjung-sanjung hingga detik ini. Kala itu sebuah gagasan kongres oleh Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), yakni sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat. Selanjutnya rapat pertama diadakan pada Sabtu, 27 Oktober 1928 di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), ''Waterlooplein''. Dalam sambutannya, ketua PPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan. Rapat kedua pada Minggu, 28 Oktober 1928 di Gedung Oost-Java Bioscoop, yang membahas masalah pendidikan. Kedua pembicaranya, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis. Pada rapat penutup di gedung ''Indonesische Clubgebouw'' di Jalan Kramat Raya 106. Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan. Pertanyaannya, mengapa konsep religi tidak disinggung???Sehebat apapun konsep manusia, namun bila tanpa ridho Allah SWT maka nothing. Permasalahan ini pula yang menjadikan pemahaman sempit sebagian pemuda kita sehingga hanya mampu mengaku, mengaku dan menjunjung tanpa berusaha mengimplementasikan gerakannya demi kemuliaan bangsa ini.
Namun masih ada kisah pemuda perintis perjuangan Islam di Indonesia yang tak kalah hebatnya, sebut saja bagaimana kisah pemuda Agus Salim yang hanya lulusan setingkat SMA (Hoogere Burgerschool) namun mampu menjadi pemikir besar yang mewarnai perkembangan Islam Indonesia, mempengaruhi arah politik nasional di periode awal kemerdekaan, hingga turut memberikan khazanah keislaman secara internasional karena aktifitasnya di dunia jurnalistik dan diplomasi. Kisah-kisah perjuangan H.O.S Tjokroaminoto yang menjadi pelopor penting lahirnya Syarikat Dagang Islam (SDI) dan kisah M.Natsir yang dengan prinsip Islamnya memberi warna tersendiri bagi perkembangan Dakwah Islam dan politik di Indonesia.
Dari penjelasan-penjelasan tersebut, jelaslah pemuda khususnya pemuda Islam sejak zaman para Nabi dan kisah pemuda di zaman Rasulullah SAW hingga kisah-kisah pergerakan pemuda Islam di belahan dunia lainya termasuk Indonesia, terdapat ibroh luar biasa yang bisa kita ambil dalam pergerakan kaum muda sesungguhnya. Betapa banyak pemuda-pemuda Islam diusianya yang muda telah memberi manfaat yang besar bagi kejayaan umat, khususnya perkembangan Islam.
Potensi pemuda di Indonesia sendiri sangat besar, dilihat dari segi kwantitatif kita bisa memperkirakan betapa tidak sedikit jumlah pemuda Indonesia yang tentu akan dapat dengan mudah untuk mempengaruhi dan memberi warna masa depan bangsa tercinta ini. Logika ini bisa terjadi di semua ranah kehidupan, baik ranah perkembangan Religi, kemajuan Ilmu Pengetahuan Tekhnologi maupun ranah Sosial dan Politik masyarakat Indonesia. Maka massage yang tersirat dalam surat sang aktivis dakwah kampus tersebut dimuka pembahasan kita ini adalah pergerakan pemuda dalam peningkatan keimanan demi ridho Allah SWT untuk memimpin dan membawa Indonesia lebih progresif dengan tetap memegang prinsip-prinsip Islam menuju peradaban Madani yang terbukti kejayaannya. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Kahfi ayat 13, yang artinya “Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenar-benarnya, sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka (Allah) dan kami tambahkan kepada mereka petunjuk”. Allahu Akbar!!!.
iqrozen.blogspot.com