IQROZEN | KONGRES MAHASISWA ISLAM INDONESIA (Jakarta, 18 Oktober 2009). Kongres yang dipromotori Badan Kordinator Lembaga Dakwah Kampus ( BK LDK ) kampus IPB semestinya dilaksanakan di Basket Hall Gelora Bung Karno Jakarta dengan target peserta 5.000 mahasiswa, namun yang hadir ternyata lebih dari itu.
Para mahasiswa dan mahasiswi dari seluruh penjuru nusantara berbondong datang hanya untuk mendeklarasikan syariat Islam sebagai solusi tuntas problematika negeri ini. ” saya ucapkan Jazakallah kepada semua teman – teman yang telah hadir disini, meski sampai detik ini surat perijinan pemakaian tempat belum kita pegang, namun acara ini tetap kita laksanakan di halaman Basket Hall ini dengan tanpa anarkis karena kita adalah mahasiswa Islam yang mempunyai akhlak mulia”. Kata pembawa acara sebelum membuka rangkaian kegiatan Kongres Mahasiswa Islam Indonesia.
Kegiatan yang dimulai tepat pukul 09.00 pada Ahad, 18 Oktober 2009 ini sebagai bentuk kecaman atas bobroknya Sistem Sekuler yang dianut Indonesia selama ini telah membuat rakyat negeri ini sepanjang sejarah semakin tertindas.” kita tahu bahwa Sekularisme yang dibawa sejak orde lama hingga sekarang tidak satupun berhasil di Indonesia. Perkembangan bangsa ini justru meninggalkan hutang yang banyak bagi anak cucu kita. Kita berada di negeri yang kaya akan sumber daya alam, namun tidak semua rakyat negeri ini bisa menikmati sumber daya alam tersebut selama sistem negeri kita ini tidak dirubah, dengan demikian syariat Islam merupakan harga mati.” ujar Dr. Ing Fahmi Amhar dosen Universitas Paramadina dalam orasinya.
Dibidang pendidikan sendiri negeri ini terpuruk, data dari Bank Word mengatakan bahwa penelitian pada siswa kelas 4 SD menunjukkan bahwa siswa – siswi sekolah dasar di Indoneisa tidak mampu menyelesaikan soal uraian dengan baik. ” Bagaimana kita mau maju jika sekolah dasar sebagai pondasi pendidikan tidak dikelola dengan benar. Premanisme pendidikan terjadi dimana – mana, remaja yang seharusnya bisa menuntut ilmu dengan maximal justru terjerambab dalam pergaulan bebas sehingga terbuai dalam dunia hedonis dan melupakan kewajiban mereka sebagai pelajar. Solusi konkrit adalah pendidikan Islam yang berbasis tauhid agar semua masyarakat dapat memahami Islam dengan benar dan Syariat Islam dapat diterapkan.” ujar Fahmi Lukman, M. Hum nara sumber dari UNPAD yang turut berorasi dibawah teriknya matahari.
Dan sebagai puncak acara adalah pembacaan sumpah mahasiswa secara bersama – sama, kemudian diteruskan dengan penandatangan text sumpah mahasiswa oleh seluruh mahasiswa yang hadir pada acara tersebut. Adapun isi sumpah mahasiswa tersebut adalah :
1. Dengan sepenuh jiwa, kami yakin bahwa sistem sekuler, baik berbentuk kapitalis-demokrasi maupun sosialis-komunis adalah sumber penderitaan rakyat dan sangat membahayakan eksistensi Indonesia dan negeri-negeri muslim lainnya.
2. Dengan sepenuh jiwa, kami yakin bahwa kedaulatan sepenuhnya harus dikembalikan kepada Allah SWT – Sang Pencipta alam semesta, manusia dan kehidupan - untuk menentukan masa depan Indonesia dan negeri-negeri muslim lainnya.
3. Dengan sepenuh jiwa, kami akan terus berjuang tanpa lelah untuk tegaknya syari’ah Islam dalam naungan Negara Khilafah Islamiyah sebagai solusi tuntas problematika masyarakat Indonesia dan negeri-negeri muslim lainnya.
4. Dengan sepenuh jiwa, kami menyatakan kepada semua pihak bahwa perjuangan yang kami lakukan adalah dengan seruan dan tantangan intelektual tanpa kekerasan.
5. Dengan sepenuh jiwa, kami menyatakan bahwa perjuangan yang kami lakukan bukanlah sebatas tuntutan sejarah tetapi adalah konsekuensi iman yang mendalam kepada Allah SWT.
Doa sebagai penutup acara ini, kami mahasiswa Islam Indonesia mengharapkan agar kejayaan Islam segera terwujud sebagaimana janji Allah SWT kepada umat manusia yang tetap istiqomah, dan semoga kami yang hadir disini akan dapat merasakan masa kejayaan tersebut atau paling tidak bisa memberikan kontribusi pada penegakan Syariat Islam kembali di muka bumi ini. Amin (zen)