Happy Birthday atau Menghitung Usia

IQROZEN | Kehidupan kita di bumi tempat raga berpijak ini tidak akan kekal. Suatu saat kita akan menemui apa itu ajal. Tentunya kita semua yakin-seyakin-yakinnya akan hal ini. Kalo yang namanya maut, tidak akan bisa dimajukan ataupun dimundurkan walau sesaat. Sayangnya, tidak satupun dari kita yang tahu kapan kematian menjemput. Ki Joko Bodho kek, Mama Lauren kek, Dedy Corbuzier kek, tidak bisa menebaknya. Artinya, kita harus bener-bener siap saat “dia” datang. Nah, sudah siapkah kita? Mayoritas kita akan menjawab dengan lantang, “BELUM!!” Ya, sampai kapanpun kita tidak akan pernah siap dengan yang namanya ajal. Meski demikian, mau tidak mau, senang atau tidak, “dia” bakal hadir di kehidupan kita, entah kapan. Bisa 20 tahun ke depan, 2 tahun lagi, 2 minggu, atau malah 2 jam lagi. Wallahu 'alam bi showab.

Jadi, satu-satunya cara adalah kita memaksakan diri untuk siap menghadapi ajal. Ya, paksakan. Bila kita saat ini malas untuk sholat, paksakan untuk sholat. Jika hari ini kita belum ingin berinfak, paksakan untuk berinfak. Jika sekarang kita minder untuk belajar Islam, paksakan supaya kita bisa belajar Islam. Jika bukan sekarang, kapan lagi. Tidak ada yang mau jamin, kita bisa hidup di esok hari. Entah itu Pak SBY, Pak Yusuf Kalla atau siapapun, tidak ada yang berani jamin.

Meski kelihatannya berat, dan menjadi sebuah beban, untuk berbuat suatu kebaikan, pasti membutuhkan awalan. Nah, awal inilah yang harus kita raih. Awalan inilah, sejatinya umur kita di dunia. Ya, awalan bagi diri ini untuk berbuat kebaikan dan ibadah. Tunduk sepenuhnya pada Allah SWT. Bila kita mengawali kebaikan ini pada umur 15 dan umur kita sekarang 18, maka umur kita baru 3 tahun. Bila kita mengawalinya pada umur 20, sedangkan umur kita sekarang 24, maka umur kita baru 4 tahun. Nah,jika kita baru mengawali kebaikan dan bertobat 2 minggu lalu, tentunya umur kita juga baru 2 minggu. Padahal, kita tidak tahu kapan ajal menjemput.

Akhy n Uhty, ibadah yang kita lakukan di dunia inilah yang menjadi bekal kita di hari esok. Sehingga tidak salah jika harus mempersiapkan bekal ini sebaik-baiknya. Karena bekal inilah yang akan menentukan sukses atau tidaknya kita di akhirat nanti. Dan kita juga harus mempersiapkan bekal sebaik mungkin.

Selama kita berbuat kebaikan, dan diiringi oleh belajar Islam, secara perlahan dan pasti akan tumbuh yang namanya kesadaran dan keikhlasan. Yang akhirnya akan bikin diri ini bangun dan paham, jika yang namanya ibadah itu kebutuhan kita. Bukan Allah, bukan malaikat dan bukan jin.

Karena itulah sobat, mulai sekarang hitunglah umur kita. Mumpung kita masih punya raga dan nyawa. Artinya kita masih diberi kesempatan oleh Allah untuk berbakti pada-Nya. Kokohkanlah iman kita, kuatkanlah diri kita. Ngomong-ngomong soal kuat, tahukah kamu siapakah orang yang kuat itu? Jika jawabanmu itu Superman, berarti kamu salah karen Superman saja keok vs Louis Lane. Kenapa bisa salah jawaban kita? ya kesalahan itu datang dari pemahaman kita yang salah juga…

Tahukah jika bukti orang-orang yang kuat tidak akan kita temui pada sosok Spiderman, Superman, Batman, Rambo dll. Kenapa? karenaa kekuatan mereka cuma ngendon pada fisiknya doank, selain itu tidak ada.

Hitunglah Sisa Usia Anda
Sahabat, orang yang kuat itu adalah orang yang punya prinsip dalam hidupnya. Dia berani berkata yang benar, meski yang lain membela yang salah. Dia berani bilang “TIDAK” pada kemaksiatan, di saat yang orang lain lagi enjoy sama dosanya. Dia berani memegang prinsip yang hak itu pasti dan yang bathil harus dibasmi. Walau dia paham segala konsekuensi yang bakal tidak mengenakkan dirinya. Mungkin saja dibenci teman, dijauhi rekan, but it’s OK selama Allah masih menjadi kekasih kita....

Nah, hitunglah umur kita mulai saat ini. Kokohkan iman kita dalam hidup ini. Raih bekal terbaik dalam menghadapi ajal. Dan sukseslah menempuh kehidupan sejati di akhirat.
Di publikasikan oleh : admin www.islamuda.com