iqrozen.blogspot.com | Sejarah lari
memang tidak tertulis secara otentik sejak kapan manusia berlari
sebagai prestasi atau untuk kebugaran. Sejak manusia ada, sebenarnya
telah dapat berjalan dan berlari, namun tidak tercatat sebagai olah raga prestasi
untuk mengetahui tercepat dan terkuat. Ada versi yang mengatakan
bermula dari bangsa Yunani yang sedang dilanda peperangan antara kaum
Yunani dan Persia di kota Marathonas Pulau Egina Yunani.
Pasukan
Persia mengalami kekalahan dan pasukan Yunani yang memenangkan perang,
memerintahkan salah seorang pasukannya untuk membawa pesan. Si pembawa
pesan berlari ke Athena sepanjang 40.8 km (25.4 miles) dalam sehari
untuk mengabarkan kemenangannya sesampainya di kota sambil berteriak
yang akhirnya pingsan dan meninggal dunia. Untuk mengenang kemenangan
perang tersebut dan menghormati si pembawa pesan maka beberapa periode
diadakan lomba lari dan semakin berkembang menjadi olah raga prestasi
modern dan terpecah menjadi berbagai cabang lari.
Konon
kabarnya cabang olah raga lari marathon pertama kali dilombakan dalam
olimpiade yang diadakan di kota Athena dimenangkan oleh Eucles dan pada
lomba berikutnya dimenangkan oleh Philippides. Setelah mengalami
berbagai event dan waktu, lomba ini berubah menjadi Olimpiade dan pada
periode selanjutnya mendapat julukan olimpiade modern. Olah raga ini pun
berkembang menjadi beberapa cabang yang dibagi dalam jarak tempuh
tertentu. Silakan kunjungi postingan sebelumnya tentang The Dream Team of Garuda Indonesia.
Dalam perkembangnya cabang olah raga lari terbagi menjadi lari cepat jarak pendek (sprint), lari jarak sedang (middle distance),
lari jarak jauh (long distance). Lari jarak pendekpun terbagi lagi
menjadi lari jarak 50m, 55m, 60m, 100m, 150m, 200m, 300m, 400m, 500m.
Pada jarak menengah terbagi 800m, 1500m, 3000m. Untuk lari jarak jauh
dibagi menjadi 500m, 10.000m, half marathon, dan marathon. Saat ini
perkembangan lebih pesat lagi dan cenderung digabungkan dengan cabang
olah raga lain seperti lari halang rintang, triathlon, pentathlon,
heptathlon, decathlon.
by google |
Sedangkan aktifitas lari sebagai
kebugaran/pemeliharaan fisik badan tidak tercatat, apakah sejak manusia
muncul di bumi sudah memiliki kegiatan berlari dalam hidupnya atau
setelah beberapa keturunan baru ada kegiatan lari. Namun secara logis
dapat dikatakan bahwa manusia memiliki kaki untuk beraktifitas tentunya
dari kecil sudah dapat berlari-lari untuk bergembira atau mengejar
sesuatu. Dari hasil berlari yang kemudian dia merasakan manfaat yang
dirasakan setelah beraktifitas maka selanjutnya manusia memelihara
aktifitas lari dalam hidupnya. Kecenderungan manusia pada saat tumbuh
dewasa juga beraktifitas lari mengejar hewan dengan berburu menggunakan
alat buruan seperti tombak atau batu.
Semakin modern
manusia hidup pada suatu era semakin sedikit aktifitas berjalan dan
berlari. Lama kelamaan menyadari bahwa manusia tetap membutuhkan oleh
raga lari dalam aktifitasnya untuk memelihara kesehatanya. Sehingga
menjadi kecenderungan bahwa manusia memilih olah raga lari dalam
hidupnya untuk dijadikan kebiasaan atau hobi.
Kini,
dalam era modern keinginan manusia tidak hanya dijadikan sekedar hobi,
namun berubah menjadi klub sehat dan menjadi gaya hidup bahkan untuk
bersosialisasi.
Yang
berarti bahwa tidak hanya olah raga lari untuk prestasi saja yang
berkembang dan digabungkan dengan cabang olah raga lainnya, namun olah
raga lari non prestasi (untuk kebugaran) juga mengalami perkembangan
yang digabungkan dengan aktifitas lain manusia. Suatu saat akan muncul
klub olah raga lari non prestasi menjadi trend gaya hidup seperti klub
bike to work atau klub body building.
1 Event Lintasan: Event lari di lintasan 400m.
1. Sprint: Event yang termasuk 400m. Event yang umum adalah 60m (hanya didalam ruangan), 100m, 200m dan 400m.
2. Jarak Menengah: Event dari 800m sampai 3000m, 800m, 1500m, satu mil dan 3000m.
3. Lari berintang: lomba (biasanya 300m) dimana pelarinya harus melewati rintangan seperti penghalang dan rintangan air.
4. Jarak Jauh: Berlari diatas 5000 m. Biasanya 5000 m dan 10000 m. yang kurang lazim ialah 1, 6, 12, 24 jam perlombaan.
5. Halang Rintang: 110 m halang rintang tinggi (100 m untuk wanita) dan 400 m haling rintang menengah (300 m di beberapa SMA).
6.
Estafet: 4 x 100m estafet, 4 x 400 m estafet , 4 x 200 m estafet , 4 x
800 m estafet , dll. Beberapa event, seperti estafet medley jarang
dilangsungkan kecuali estafet karnaval besar.
2 Lari
jalanan: Dilangsungkan di jalanan terbuka, tapi biasanya diakhiri di
lintasan. Event biasa adalah 5km, 10km, setengah marathon dan marathon.
1. Sprint
a.
Pengertian sprint Lari cepat atau sprint adalah semua perlombaan lari
dimana peserta berlari dengan kecepatan maksimal sepanjang jarak yang
harus ditempuh, sampai dengan jarak 400 meter masih dapat digolongkan
dalam lari cepat. Menurut Muhajir (2004) sprint atau lari cepat yaitu,
perlombaan lari dimana peserta berlari dengan kecepatan penuh yang
menempuh jarak 100 m, 200 m, dan 400 m.
Nomor lomba atau event
lari sprint menjangkau jarak dari 50 meter, yang bagi atlet senior hanya
dilombakan indoor saja, sampai dengan dan termasuk jarak 400 meter.
Kepentingan relatif dari tuntutan yang diletakkan pada seorang sprinter
adalah beragam sesuai dengan event-nya, namun kebutuhan dari semua
lari-sprint yang paling nyata adalah ‘kecepatan’. Kecepatan dalam lari
sprint adalah hasil dari kontraksi yang kuat dan cepat dari otot-otot
yang dirubah menjadi gerakan yang halus, lancar-efisien dibutuhkan bagi
berlari dengan kecepatan tinggi.
Kelangsungan gerak lari cepat atau sprint dapat dibagi menjadi tiga, yaitu;
(A) Start,
(B) Gerakan lari cepat,
(C) Gerakan finish.
b. Pengertian teknik
Teknik
merupakan blok-blok bengunan dasar dari tingginya prestasi. Teknik
adalah cara yang paling efesien dan sederhana dalam memecahkan kewajiban
fisik atau masalah yang dihadapi dan dibenarkan dalam lingkup peraturan
(lomba) olahraga. Selain itu juga teknik adalah suatu proses gerakan
dan pembuktian dalam praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan
tugas yang perlu dalam cabang olahraga. Teknik merupakan cara paling
efesien dan sederhana untuk memecahkan kewajiban fisik atau masalah yang
dihadapi dalam pertandingan yang dibenarkan oleh peraturan.
c. Teknik lari sprint
Teknik
adalah sangat kritis terhadap prestasi selama suatu lomba lari sprint.
Melalui tahapan lomba tuntutan teknik sprint beragam seperti halnya
aktivitas otototot, pola waktu mereka dan aktivitas metabolik para atlet
dari tahap reaksi sampai tahap transisi tujuan utamanya adalah untuk
mengembangkan kecepatan dari suatu sikap diam di tempat.
Tujuan
utama lari sprint adalah untuk memaksimalkan kecepatan horizontal, yang
dihasilkan dari dorongan badan kedepan. Kecepatan lari ditentukan oleh
panjang-langkah dan frekuensi-langkah. untuk bisa berlari cepat seorang
atlet harus meningkatkan satu atau kedua-duanya. Tujuan teknik-sprint
selama perlombaan adalah untuk mengerahkan jumlah optimum daya kepada
tanah didalam waktu yang pendek.
Teknik yang baik
ditandai oleh mengecilnya daya pengereman, lengan lengan efektif,
gerakan kaki dan badan dan suatu koordinasi tingkat tinggi dari gerakan
tubuh keseluruhan. Teknik lari sprint lari 100m dapat dirinci menjadi
tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap reaksi dan dorongan
2. Tahap lari akelerasi
3. Tahap transisi/perubahan
4. Tahap kecepatan maksimum
5. Tahap pemeliharaan kecepatan
6. Finish
Lomba lari sprint yang lain mengikuti pola dasar yang sama, tetapi panjang dan pentingnya tahapan relatif bervariasi. Dalam aspek biomekanika kecepatan lari
ditentukan oleh panjang langkah dan frekuensi langkah (jumlah langkah
dalam per satuan waktu). Untuk bisa berlari lebih cepat seorang atlet
harus meningkatkan satu atau kedua-duanya. Hubungan optimal antara
panjang langkah dan frekuensi langkah bervariasi bagi tahap-tahap lomba
yang berbeda-beda. Dalam lari sprint terdapat beberapa tahapan yaitu:
1. Start Suatu start yang baik ditandai dengan sifat-sifat berikut;
a. Konsentrasi penuh dan menghapus semua gangguan dari luar saat dalam posisi aba-aba “bersediaaaaa”
b. Mengadopsi sikap yang sesuai pada posisi saat aba-aba “siaaap”.
c. Suatu dorongan explosif oleh kedua kaki terhadap start-blok, dalam sudut start yang maksimal.
Teknik
yang digunakan untuk start harus menjamin bahwa kemungkinan power yang
terbesar dapat dibangkitkan oleh atlet sedekat mungkin dengan sudutstart
optimum 450. setelah kemungkinan reaksi yang tercepat harus disusul
dengan suatu gerak (lari) percepatan yang kencang dari titik-pusat
gravitasi dan langkahlangkah pertama harus menjurus kemungkinan
maksimum.
Ada tiga variasi dalam start-jongkok yang
ditentukan oleh penempatan start-blok relatif terhadap garis start: a.
Start-pendek (bunch-start), b. Start-medium (medium-start), c.
Start-panjang (elongated-start). Start medium adalah umumnya yang
disarankan, ejak ini memberi peluang kepada para atlet untuk menerapkan
daya dalam waktu yang lebih lama daripada start-panjang (menghasilkan
kecepatan lebih tinggi), tetapi tidak menuntut banyak kekuatan seperti
pada start-pendek (bunch-start).
Suatu pengkajian
terhadap teknik start-jongkok karenanya dapat dimulai dengan start
medium. Ada tiga bagian dalam gerakan start, yaitu:
a. Posisi
“bersediaaa”. Pada posisi ini sprinter mengambil sikap awal atau posisi
“bersediaaa”, kaki yang paling cepat/tangkas ditempatkan pada permukaan
sisi miring blok yang paling depan. Tangan diletakkan dibelakang garis
start dan menopang badan. Kaki belakang ditempatkan pada permukaan blok
belakang, mata memandang tanah kedepan, leher rileks, kepala segaris
dengan tubuh.
b. Posisi “siaaap”. Posisi “siaaap” ini adalah
kepentingan dasar bahwa seorang atlet menerima suatu posstur dalam
posisi start “siaaap” yang menjamin suatu sudut optimum dari tiap kaki
untuk mendorongnya, suatu posisi yang sesuai dari pusat gravitasi ketika
kaki diluruskan dan pegangan awal otot-otot diperlukan bagi suatu
kontraksi explosif dari otot-otot kaki.
Tanda-tanda utama suatu posisi “siaaap” yang optimum daya adalah;
1. Berat badan dibagikan seimbang,
2. Poros pinggul lebih tinggi daripada poros bahu,
3. Titik pusat gravitasi ke depan,
4. Sudut lutut 900 pada kaki depan,
5. Sudut lutut 1200 pada kaki belakang,
6. kaki diluruskan menekan start blok.
c. Posisi (aba-aba) “ya”.
Daya
dorong tungkai dan kaki dalam start dapat dianalisa dengan menggunakan
papan-pengalas daya dibangu pada start blok. Bila kaki-kaki menekan pada
papan itu pada pada saat start, impuls dapat disalurkan ke dan
ditampilkan pada suatu dinamo-meter. Kekuatan impuls arah dan lamanya,
juga timing dari dorongan dari tiap kaki dapat dicatat..
Ciri kunci yang untuk diperhatikan adalah:
1.
Kaki belakang bergerak lebih dahulu. Pola daya kekuatan menunjukkan
bahwa daya kekuatan yang puncaknya sangat tinggi dikenakan mengawali
gerak akselerasi dari titik-pusat gravitasi atlet dengan cepat menurun.
2.
Penerapan daya kekuatan dari kaki depan dimulai sedikit lambat yang
memungkinkan gerak akselerasi titik-pusat gravitasi untuk berlanjut
setelah dorongan kaki belakang menghilang, dan berlangsung dalam waktu
yang lebih lama. Kenyataannya, daya kekuatan daya kekuatan digunakan
oleh kaki-depan kira-kira dua kali lipat dari daya kakibelakang.
2.
Lari jarak menengah Gerak lari jarak menengah (800 m- 1500 m) dan
sedikit berbeda dengan gerakan ari jarak pendek .terletak pada cara kaki
menapak. Lari jarak menengah, kaki menapak ball hell-ball, ialah
menapakkan pada ujung kaki tumit dan menolak dengan ujung kaki. Start
dilakukan dengan cara berdiri.
Yang perlu diperhatikan pada lari jarak menengah:
1. Badan harus selalu rilaks atau santai.
2. Lengan diayun dan tidak terlalu tinggi seperti pada lari jarak pendek
3. Badan condong ke depan kia-kira 15ยบ dari garis vertical.
4.
Panjang langkah tetap dan lebar tekanan pada ayunan paha ke depan,
panjang langkah harus sesuai dengan panjang tungkai. Angkat lutut cukup
tinggi (tidak setinggi lari jarak pendek).
Dalam lari
jarak menengah gerakan lari harus dilakukan dengan sewajarnya, kaki
diayunkan ke depan seenaknya, panjang langkah tidak terlalu dipaksakan
kecuali menjelang masuk garis finis.
3. Lari jarak
jauh. Lari jarak jauh dilakukan dalam lintasan stadion jarak 3000m, ke
atas, 5000m, 10.000m, sedangkan marathon dan juga cross-country, harus
dilakukan diluar stadion kecuali star dan finis, secara fisik dan mental
merupakan keharusan bagi pelari jarak jauh.
Ayunan
lengan dan gerakan kaki dilakuakan seringan-ringannya. Makin jauh jarak
lari yang ditempuh makin rendah lutut diangkat dan langkah juga makin
kecil.
4. Halang Rintang Lari steeple – chase 3000 m termasuk kedalam lari jarak jauh dengan melalui rintangan-rintangan.
Rintangan itu ada dua macam;
1.Rintangan Gawang.
2.Rintangan Air dengan Gawang didepannya (water jump).
Pelari
steeple – chase harus memiliki kecepatan seperti pelari 1500m, tetapi
juga harus memiliki daya tahan seperti pelari 5000 meter, dan harus
memiliki kemahiran khusus dalam melewati rintangan-rintangan tersebut.
Cara untuk melampaui rintangan gawang yang banyak digunakan adalah :
(a)Seperti lari gawang biasa,
(b)Melampaui gawang dengan menginjakkan sebelah kaki di atas gawang.
1. Cara Lari Gawang Biasa
a.
Cara seperti lari gawang biasa banyak digunakan oleh pelari-pelari yang
memang memiliki kemahiran dalam lari gawang dan oleh pelari-pelari yang
jangkung yang dengan mudah dapat melangkahi rintangan gawang.
Yang
penting adalah setelah pelari melampaui gawang dapat menjaga
keseimbangan sebaik-baiknya untuk melanjutkan larinya. Sangat dianjurkan
agar dapat bertumpu dengan kaki manapun.
b. Cara
dengan menginjakkan kaki di atas gawang digunakan oleh pelaripelari yang
belum mahir atau belum dapat melakukan cara melangkahi gawang yang
baik. Cara ini digunakan juga pada waktu melampaui rintangan air. Banyak
yang menggunakan cara ini karena persamaannya, sehingga tidak perlu
melompati rintangan air, maka setelah kaki menumpu diatas gawang, tidak
perlu menolak dengan kuat melakukan lompatan, tetapi usahakan agar kaki
yang lain secepat mungkin mendarat di tanah untuk seterusnya melanjutkan
lari.
2. Cara untuk melampaui rintangan air pada garis besarnya adalah sebagai berikut:
a.
Bertumpu dari titik setengah meter di muka gawang rintangan air. Lalu
melompat ke atas atas depan, setelah kakinya menapak di atas gawang pada
ujung kaki.
b. Badan harus dibawa ke muka kaki, kaki
yang bertumpu pada gawang menolak sekuatnya, kaki lainnya diayunkan ke
depan sejauh-jauhnya, dan badan masih dalam sikap sedikit condong ke
depan, sehingga menjadi gerakan melompat.
c. Pada saat
melayang, tangan digunakan untuk menjaga keseimbangan badan dan kaki
tumpu melakukan gerakan permulaan untuk persiapan melangkah waktu kaki
ayun mendarat.
d. Mendarat dengan kaki ayun sejauh
mungkin mencapai ujung bak air, dan sedikit mungkin masuk dalam air.
Kaki yang mendarat sedikit di tekuk, dan badan tetap dalam keadaan
sedikit condong ke depan. Kaki lainnya diangkat untuk melangkah ke
depan.
Untuk dapat melampaui rintangan air dengan baik,
usahakan agar jangan sampaikecepatan berkurang, bahkan kecepatan harus
sedikit ditambah agar menjadi awalan untuk dapat bertolak lebih kuat
pada waktu melompati rintangan air. Kurangnya kecepatan akan berpengaruh
pada hasil lompatan yang kurang jauh pula, sehingga akan mendarat pada
bagian dalam bak air tersebut.
Karena tahanan air dan
letak lantai bak air yang miring (tidak rata), akan menyebabkan adanya
kesulitan dalam melakukan gerakan melangkah ke depan
selanjutnya.
Ini akan menghambat kecepatan lari. Banyak para pelari steeple – chase
melakukan kesalahan disini, dan biasanya terdapat pada pelari baru.
Untuk
menjadi pelari steeple – chase yang baik, perlu melatih cara-cara
melampaui rintangan–rintangan itu dengan latihan yang sungguh-sungguh.
5.
Lari Estafet. Lari sambung atau lari estafet adalah salah satu lomba
lari pada perlombaan atletik yang dilaksanakan secara bergantian atau
beranting. Dalam satu regu lari sambung terdapat empat orang pelari,
yaitu pelari pertama, kedua, ketiga, dan keempat. Pada nomor lari
sambung ada kekhususan yang tidak akan dijumpai pada nomor pelari lain,
yaitu memindahkan tongkat sambil berlari cepat dari pelari sebelumnya ke
pelari berikutnya.
Nomor lari estafet yang
sering diperlombakan adalah nomor 4 x 100 meter dan nomor 4 x 400 meter.
Dalam melakukan lari sambung bukan teknik saja yang diperlukan tetapi
pemberian dan penerimaan tongkat di zona atau daerah pergantian serta
penyesuaian jarak dan kecepatan dari setiap pelari.